Minggu, 03 Februari 2013


sekali lagi kita melihat, bagaimana suatu kekuatan besar yang amat sangat menggurita.
sejatinya media massa adalah suatu tali penggerak boneka yang kita kenal sebagai masyarakat. mengerikan memang... sebuah potensi raksasa di negeri ini, kini diombang ambing berbagai kepentingan, baik politis, bisnis, ratting, pencitraan maupun black campaign lainnya.
disisi lain media yang bersikap kritis baik untuk mengontrolan, namun jika sudah berubah menjadi apatis & membabi buta, apa bedanya dengan penghasutan makar? demokrasi yang baik bukan seperti ini bung...
lalu adakah jalan keluar? kapankah indonesia bisa lebih tenang, lebih bijak & lebih elegan dalam memberikan dan mendapatkan informasi?

read more " "

Minggu, 27 Mei 2012


Alhamdulillah....
setelah kurang lebih tiga tahun menikah, banyak sudah lika-liku hidup yang saya alami. dan saya anggap itu sebagai alunan irama kehidupan.

sepuluh tahun kebelakang, saya tidak pernah membayangkan kehidupan saya sekarang. ya... bisa dibilang disinilah mimpi-mimpi saya terwujud. namun seringkali banyak hal yang memang tak terbayangkan, melintas dan mewarnai kehidupan.

memiliki pasangan hidup seorang perawat cantik, mempunyai seorang putri yg amat sangat lucu, tak pernah susah cari makan, hidup rukun dengan tetangga, rumah (kontrakan) dekat dengan mesjid, nge-ronda tiap malam kamis dan di bantu dengan seorang khodimat... memang benar-benar diluar imajinasi saya....

tapi itulah kenyataannya...
saya bersyukur, saya amat sangat bersyukur...

jika saya bandingkan dengan kehidupan saya semasa remaja dulu: kurang pergaulan, minim potensi, manggut-manggut dengerin musik rock, larut dan terkesima dengan budaya populer. sungguh kontras... (untung saja di jaman saya belum nge-trend anak2 @L4y)


dan saat ini saya jadi menyadari, betapa dinamisnya hidup ini.
mudah-mudahan generasi penerus bangsa bisa tidak terjerumus dalam dunia kelam @l4y... aamiin...
read more "bersyukur ga terjangkit @L4y"

Sabtu, 10 Maret 2012



Melihat dari berbagai tingkah para penegak hukun terutama polisi saat ini, banyak dari personil – personil polisi meramaikan layar kaca dengan berbagai aksi, mulai dari menyanyi, bikin band, lipsync, atau hanya karena rupanya yang menawan.

Salahkah...?



Memang tidak bisa disalahkan, namun jika melihat berbagai kasus maupun permasalahan-permasalah yang ada baik dari internal maupun eksternal, sebagai contoh kasus pebakaran, kekerasan, bahkan pembunuhan yg dilakukan oleh masyarakat terhadap polisi. Ini sungguh menjadi suatu rendahnya persepsi sosok polisi di banyak kalangan masyarakat.

Inikah indikasi dari kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap polisi? Dimana sebagian masyarakat lebih puas mencari keadilan dengan caranya sendiri dan melakukan pembenaran atas tindakannya tersebut. Saya ambil contoh maraknya ormas-ormas anarkis dan jasa pengamanan swasta. Bahkan rasa bermusuhan terhadap institusi bangsa ini pun telah menjangkit generasi muda dengan “geng motor”-nya, banyak dari mereka menjadikan poslisi sebagai objek kejahatan verbal, ideologi   maupuan fisik.

Saya jadi beranggapan pesimis, jangan-jangan polisi yang membumi dan dirasakan langsung oleh rakyat cuma poisi tidur....

lagi-lagi..... ngayal ngeyel
read more "Polisi Pecinta Seni"

Kamis, 08 Maret 2012


Dengan maraknya pengungkapan berbagai skandal politik & ekonomi di negri ini. saya merasa pesimis dengan masa depan indonesia. bagaimana tidak, selain kebobobrokan dari dalam, negara kita juga disusak dengan penjajahan dalam bentuk budaya, ekonomi, maupun politik (intervensi).


Jika dilihat dari sejarah kelahiran negri ini (setidaknya menurut saya pribadi), yang menyatukan nusantara bukan karena kesamaan budaya, ras, agama maupun bahasa, tapi lebih karena keinginan besar untuk "merdeka" karena tumbuh kesadaran bahwa tanpa persatuan nusantara hanya perjuangan tanpa akhir untuk meraih kemerdekaan.
Belajar dari sejarah itulah, mungkin indonesia tercinta ini akan mengulang kembali sejarah, dimana negara indonesia melahirkan para pemuda yang tangguh dan berpandangan jauh kedepan, melahirkan pemimpin bangsa yang cerdas & berwibawa, dan yang paling utama, rakyat indonesia yang patriotik & memiliki nasionalisme yg tinggi.
Dan mungkin dengan perang, negara kita bisa menyalurkan "energi berlebih"dari rakyat-rakyatnya. sebagai contoh para preman dengan "anarkisme"-nya, islam garis keras dengan "bom bunuh diri"-nya, bahkan para koruptor untuk dijadikan "tameng hidup" di garis depan...
Aaaaaaaaaaaaaa.... ngayal ngeyel....
read more "Indonesia Butuh PERANG!!!"

Rabu, 25 Januari 2012


"hari ini adalah manifestasi dari apa yang kita lakukan di masa lalu"
hmmm... jadi pa yang telah kita lakukan sehingga bangsa ini seperti saat ini


Jadi inget kata Einstein ” hanya orang tolol yang menginginkan hasil berbeda dengan cara yang sama
so.... kita harus berubah sesegera mungkin, seperti jargon Aa Gym dengan 3M "Mulai dari diri sendiri, Mulai dari yang kecil dan, Mulai dari sekarang"
read more "Merumus Waktu"

Sabtu, 07 Januari 2012


Sering kali rasa sumpek, jenuh, bosan datang menghampiri. bahkan bisa menjerat kita pada kemalasan dan melakukan hal yang sia-sia. Tapi bagaimana cara mengatasinya?


Saya sendiri sering mengalami hal itu, ya... ujung-ujungnya melampiaskan "energi berlebih" pada permainan, canda tawa atau cerita komersil di layar kaca. apakah itu salah?

Memang sadis juga kalau dikatakan sebagai "kegiatan yang salah", namun jika ada pilihan kegiatan lain yang dapat memberi dampak positif kenapa tidak? mungkin kata yang lebih pas adalah "pilihan yang kurang tepat". Banyak hal yang sifatnya "menyenangkan" yang sedikit banyak bisa berdampak positif bagi kita. Salahsatunya adalah mengkhayal, ya, mengkhayal, mungkin kalangan optimist menyebutnya dengan istilah visualisasi, mengkonsep masa depan, bermimpi atau istilah lainnya.

Menyenangkan karena kita bisa bebas mengutak-atik masa depan, walaupun pada hakikatnya ada satu garis pembatas yang menjadi pembeda antara berkhayal dengan melamun. menurut KBBI definisi melamuan adalah: termenung sambil pikiran melayang ke mana-mana*, sedangkan berkhayal adalah: (1) melihat sesuatu yg hanya ada di angan-angan, (2) berbuat sesuatu spt benar-benar terjadi**

Tapi seperti pepatah orang bijak: segala sesuatu ada batasnya, begitupun dengan berkhayal. Coba bayangkan jika 1x24 jam nonstop kita berkhayal, yang ada malah kembali ke paragraf pertama tulisan ini: sumpek, jenuh, bosan.

Bisa dikatakan hukum alam dan Allah sendiri menyampaikan dalam kitabnya: Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (QS. Adz Dzaariyaat : 49) sudah jelas sang pencipta-pun menjelaskan bahwa segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan. Begitupun berkhayal yang memiliki antonim: kerja nyata, tindakan, aplikasi, ikhtiar. Dan si antonim ini adalah episode lanjutan dari berkhayal.


read more "sumpek, jenuh, bosan? berkhayal saja..."

Ya.... judul diatas menggambarkan sebuah keinginan, setidaknya di dunia maya.
 
Bosan, mungkin itulah istilah yang tepat, ketika saya melihat berbagai content yang ada di internet saat ini. Sikap pamer, kemarahan, cacian, pornografi, dan segala macam tingkah laku primitif dari seorang manusia yang berjiwa kosong dan berorientasi pada apa yang ada di luar dirinya.
Dunia yang dulu saya kenal: catatan-catatan, berbagi ilmu, bertukar pikiran, kreatifitas, kelucuan, Forum diskusi & edukasi, dan hal positif lain yang bisa dengan bebasnya berinteraksi antar penjelajah dunia maya, seakan tenggelam ditelan bulat-bulat oleh gurita informasi massa.\
Dan tenryata bukan hanya masalah content-nya saja, penyantap informasi pun seakan terjerat dengan semua yang ada. bahkan rela menggelontorkan uang yang didapat dengan jerih payah, untuk membeli gadget dambaan guna terhubung dengan situs pengumbar "riya" dan sifat pamer (baca: jejaring sosial).

Tapi kan ga semua orang kaya gitu
Kalau ada orang yang bicara seperti itu, ingin rasanya saya jawab: nyatanya seperti itu

aaahhhh....
read more "Lahir untuk pertama kali"
 

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.